Dalam ajaran Islam sholat memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Selain sebagai tiang agama, sholat juga juga menjadi pemisah antara keislaman dengan kekufuran. Begitu pentinya sholat, sehingga tidak aneh kalau Nabi memberikan perhatian khusus tentang sholat ini.
Hadits Keutamaan Sholat
- Telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Abdullah ibnu Umar Ibnu Hafs Ibnu Asim, dari Al-Qasim ibnu Ganam, dari neneknya (yakni ibu ayahnya yang bernama Ad-Dunia), dari neneknya (yakni Ummu Farwah). Ummu Farwah termasuk salah seorang sahabat wanita yang ikut berbaiat kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menyebut tentang bagaimana amal perbuatan. Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Sesungguhnya amal perbuatan yang paling disukai Allah ialah menyegerakan sholat pada awal waktunya.
- Dari Abdullah bin Amru, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya suatu hari beliau pernah menyebutkan mengenai sholat seraya bersabda: “Barangsiapa yang menjaganya, ia akan mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan kelak di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan pada hari Kiamat dan ia akan tinggal bersama Qorun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad , no. 6288).
- Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu bekas budak Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam, beliau mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah sholat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan.” (HR. Ath-Thobariy dengan sanad sahih).
Shalat Tarawih
Selain sholat wajib yang lima waktu, ada juga sholat sunnah yang bisa dilakukan slah satunya adalah sholat tarawih.
Di malam bulan Ramadhan kita sebagai orang Islam dituntut untuk melaksanakan sholat tarawih. Hukum shalat tarawih ini adalah sunnah bagi muslim lak-laki dan perempuan. Boleh dikerjakan berjamaah maupun sendiri-sendiri, namun menurut jumhur ulama lebih utama jika dikerjakan secara berjamaah di masjid.
Jumlah Rakaat
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wassallam mengerjakan shalat tarawih delapan rakaat lalu witir tiga rakaat. Namun, waktunya lama karena bacaan beliau panjang-panjang. Kemudian, di jaman Umar bin Khatab, salat tarawih dikerjakan dua puluh rakaat, ditambah witir tiga rakaat. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa jumlah rakaat tersebut merupakan ijma’ sahabat pada waktu itu.
Dengan demikian, masalah jumlah rakaat shalat tarawih ini merupakan masalah furu’iyah yang memiliki hujjah sendiri-sendiri. Sebagian ulama shalat tarawih delapan rakaat karena berpegang pada hadits Aisyah yang menyebutkan shalat malam Rasulullah baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya tidak pernah lebih dari 11 rakaat.
Tata Cara Sholat Tarawih
- Niat
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Jadi melafazkan niat tidak disyariatkan. Artinya tidak harus melafazkan niat sholat tarawih. Namun, ada sebagian ulama selain madzhab Maliki, yang mengatakan hukum melafazkan niat adalah sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat. Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafazkan niat karena tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallalahu ‘alaihi wassallam.
- Takbiratul ihram, dilanjutkan dengan doa iftitah
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Quran
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah’
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
- Berdiri lagi untuk menuanaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Quran
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah’
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah’
- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
- Salam