Sebelum Membuat Taman Dinding, Ketahui Perbedaan Sistem-sistem Penanaman Ini

 

Udara panas di daerah tropis pasti bisa mempengaruhi kenyamanan tinggal di rumah. Kehadiran taman dapat menghadirkan kesejukan alami pada rumah. Desain taman yang dipilih dapat disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Untuk lahan terbatas, wall garden atau vertical garden kini menjadi pilihan yang paling diminati.

Meski mampu menghadirkan ruang hijau di lahan yang terbatas, membuat wall garden tidaklah mudah karena desainnya berbeda dengan taman pada umumnya. Salah satu aspek terpenting dalam membuat taman vertikal adalah sistem tanam.

Setiap sistem tanam wall garden memiliki media tanam yang berbeda. Hal ini tentunya menentukan metode pengairan dan pemupukan apa yang diperlukan untuk setiap sistem penanaman wall garden.

Simak ulasan singkat sistem tanam wall garden yang menyebutkan masing-masing kelebihan dan kekurangan tersebut.

Sistem multi-pot

Penanaman wall garden dengan sistem multi pot menggunakan pot, nampan tanam, atau talang dalam pipa sebagai medianya. Setiap media taman kemudian disusun secara vertikal dan dilengkapi dengan sistem distribusi dan penyimpanan air (reservoir) yang terintegrasi.

Jika kamu ingin membuat taman rumahmu menjadi seperti gambar tersebut, kamu bisa menggunakan bantuan jasa tukang taman jakarta yang sedang mengadakan diskon di tahun ini.

Media tanam untuk taman bertembok dapat berupa bahan organik maupun non organik seperti sekam buah, lumut gambut, sabut kelapa, pasir, dan tanah. Dalam sistem multi pot, taman bertembok juga harus dilengkapi dengan sistem filtrasi agar media tanam yang digunakan tidak jatuh dan proses irigasi tidak terhenti.

Sistem multimap praktis dan dapat ditempatkan dimana saja karena dapat dipindahkan dengan mudah. Dengan menerapkan sistem ini, wall garden akan bertahan lebih lama tanpa perawatan yang rumit. Namun, pembuatannya jauh lebih mahal dibandingkan dengan sistem penanaman taman vertikal lainnya.

sistem kantong

Wadah tanaman yang digunakan dalam sistem penanaman taman vertikal ini adalah kantong yang terbuat dari sabut kelapa, karpel glass wool dan bahan geotekstil. Kantong ini tebalnya 1-40mm, cukup untuk menampung media tanam dan struktur tanaman.

Kombinasi bahan ini memungkinkan sistem penanaman memiliki bukaan pori yang baik, sehingga semua jenis tanaman dapat ditampung dalam wadah taman yang dipasang di dinding ini.

Sistem penanaman kebun ini tidak memerlukan perawatan dan teknik penyiraman khusus. Sebagian besar produk geobag di pasaran bahkan dilengkapi dengan sistem irigasi otomatis dan lampu UV. Sayangnya, karena setiap kantong hanya dapat menampung beberapa tanaman, tanaman membutuhkan banyak nutrisi untuk tumbuh subur.

sistem lumut atau sistem lumut

Ingin memberikan nuansa natural dengan taman bertembok, tapi tidak ingin terlihat terlalu meriah? Taman dinding dengan sistem lumut bisa menjadi pilihan taman untuk interior minimalis.

Tanaman yang digunakan pada wall garden ini adalah pole moss, lichen planus dan reindeer moss. Ketiga media tanam ini dapat digunakan bersamaan dengan tanaman hias buatan. Media tanam yang digunakan bisa berupa pot, tas, papan busa atau papan PVC.

Keuntungan memelihara wall garden dengan sistem lumut adalah tahan hama dan serangga, sehingga perawatannya minimal. Namun karena pembuatan wall garden ini seluruhnya dilakukan dengan tangan, prosesnya memakan waktu yang cukup lama.

Setelah menyimak ulasan di atas, apakah Anda sudah bisa memutuskan sistem tanam wall garden mana yang tepat untuk rumah Anda? Selamat mencoba menanam vertikal atau cara menanam tanaman secara vertikal, ya!